Malnutrisi sering terjadi pada pasien kanker, terutama akibat asupan makanan yang tidak mencukupi dan efek samping pengobatan.
Kondisi ini dapat menyebabkan hilangnya massa otot, hasil klinis yang buruk, dan peningkatan risiko toksisitas, yang pada akhirnya menurunkan kualitas hidup pasien dan meningkatkan biaya perawatan kesehatan.
Di sisi lain, penelitian yang ditulis oleh Sandra Hermanto, Auliyah Aisyah Nugraha A., dan Tarso Rudiana menunjukkan bahwa protein kedelai yang dihidrolisis (diuraikan dengan air) memiliki potensi untuk membantu mengatasi malnutrisi dan menunjukkan aktivitas antikanker pada sel kanker tertentu.
Studi percontohan menunjukkan bahwa suplementasi peptida kedelai dapat membantu pasien kanker otak yang mengalami malnutrisi dengan cara:
Pasien kanker otak usia ≤ 20 tahun yang menerima 9 gram Soy Peptide dua kali sehari selama dua siklus kemoterapi menunjukkan kenaikan berat badan sebesar 5,4%, dibandingkan dengan 1,5% pada kelompok kontrol.
Peserta yang disuplai peptida menunjukkan perbaikan kualitas hidup (Quality of Life / QoL). Termasuk fungsi fisik, emosional, dan tidur, dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Tingkat CRP (C-reactive protein) yang normal dalam kelompok peptida menunjukkan bahwa suplementasi ini mampu mengurangi peradangan.
Temuan ini mendukung bahwa peptida kedelai aman dan bermanfaat untuk pasien kanker otak selama kemoterapi, meskipun penelitian lanjutan diperlukan untuk validasi lebih lanjut.
Penelitian lain mengevaluasi hidrolisat protein kedelai yang dihasilkan melalui hidrolisis enzimatik menggunakan enzim bromelain, yang diuji terhadap sel kanker payudara MCF-7.
Proses pemecahan Soy Peptide menjadi peptida dilakukan pada suhu 65°C, pH 7,0, dan selama 4 jam, menghasilkan tingkat pemecahan protein (Derajat Hidrolisis / DH) sebesar 20,57%.
Protein kedelai yang telah dipecah (hidrolisat) menunjukkan kemampuan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker payudara MCF-7.
Meski efeknya tidak sekuat Cisplatin, Soy Peptide tetap berpotensi menjadi pendukung dalam pengobatan kanker.
Soy Peptide menunjukkan potensi signifikan baik untuk mengatasi malnutrisi pada pasien kanker otak maupun sebagai agen antikanker terhadap sel kanker payudara.
Dengan potensi terapeutik yang menjanjikan, Soy Peptide dapat menjadi bagian penting dari pendekatan nutrisi dan pengobatan kanker di masa depan.